25 November 2008

AGENDA AKSI IPM KAB BOGOR

AGENDA AKSI

IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH KAB. BOGOR

Agenda aksi merupakan bentuk kegiatan konkrit dari STRATEGI PERJUANGAN

IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH.

Agenda aksi bisa dipahami sebagai Produk Rill dari kegiatan IPM. Berdasarkan strategi gerakan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka agenda aksi IPM adalah sebagai berikut:

1. Pengajian Islam Rutin (PIR)

2. Sekolah Kader

3. Gerakan Iqra

4. Gerakan Budaya Tanding

5. Gerakan Kewirausahaan

6. Gerakan Advokasi Pelajar (GAP)

1. PENGAJIAN ISLAM RUTIN (PIR)

Pengertian

Pengajian Islam Rutin atau disingkat PIR merupakan kegiatan rutin tentang dunia Islam dan yang terkait dengannya yang diadakan oleh pengurus IPM Ranting. Kegiatan ini diadakan sebagai penguatan nilai-nilai keislaman yang berwawasan rahmatan lil alamin di kalangan pelajar.

Tujuan :

Mewujudkan pribadi-pribadi kader Muhammadiyah yang militan dikalangan pelajar sehingga memiliki wawasan keislaman yang berwawasan rahmatan lil alamiin serta menyambung silaturahmi diantara para pelajar.

Target

1. Terwujudnya pribadi-pribadi pelajar yang sesuai dengan maksud dan tujuan IPM

2. Terwujudnya militansi di kalangan pelajar sehingga mampu menjadi penerus, pelangsung, dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah

3. Para pelajar memiliki wawasan keislaman yang luas dan rahmatan lil alamin

4. Saling mengenal lebih dekat antara guru, siswa, dan keluarga siswa

2. SEKOLAH KADER

Pengertian

Sekolah Kader merupakan suatu proses pendidikan yang disusun secara terpadu meliputi penyadaran, pemberdayaan, dan pembelaan terhadap kader IPM. Kegiatan ini berlangsung dalam jangka waktu tertentu setelah perkaderan formal tingkat muda (TM II). Untuk alumni TM III dan TM Utama tidak ada karena, diharapkan langsung mampu berkiprah dalam kancah yang lebih luas. Alasan lain adalah, karena letak geografis yang cukup luas sehingga bisa mengakibatkan ketidakefektifan kegiatan. Selain itu, jika alumni TM I dan TM II masih “dipikirkan”, maka alumni TM III dan TM Utama harus sudah “memikirkan”. Karena itulah, alumni TM III dan TM Utama tidak ada sekolah kader.

Tujuan :

Terbentuknya kader Pelopor-Ideologis yang memiliki komitmen dan loyalitas tinggi terhadap ikatan, berwawasan luas, berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta mampu menjadi inti penggerak organisasi dan pelangsug tongkat esatafeta kepemimpinan IPM demi terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya.

Target

1.Terbentuknya kader ideologis yang memiliki jiwa pelopor dan siap melanjutkan tongkat estafeta kepemimpinan IPM selanjutnya.

2.Mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di internal organisasinya dan mengambil alih kepemimpinan jika stagnan, demi sinergisitas pemimpinan.

3.Terciptanya kader yang memiliki penguasaan materi tentang keislaman, keilmuan, dan advokasi lapangan.

4.Terwujudnya kader kritis-transformatif yang mampu melakuan counter hegemony dan proteksi terhadap ideologi lain yang mengancam eksistensi IRM.

3. GERAKAN IQRA

Pengertian

Gerakan Iqra adalah gerakan pembudayaan tradisi membaca dan menulis kepada kader Ikatan Remaja Muhammadiyah di seluruh tingkatan.

Tujuan :

  1. Mewujudkan tradisi membaca dan menulis di tubuh ikatan
  2. Menciptakan ruang khusus untuk melakukan diskursus wacana-wacana kontemporer
  3. Mewujudkan kader IPM yang peka dan kritis terhadap realitas
  4. Mewadahi minat dan potensi kader untuk mengasah dan mengembangkan IPTEK

Target

1. Terwujudnya tradisi membaca dan menulis sebagai salah satu ciri kader dan gerakan IRM.

2. Terciptanya suatu ruang diskursus untuk menanggapi segala wacana yang berkembang sehingga kader IPM dapat menciptakan dan atau memanfaatkan momentum.

3. Terwujudnya pembacaan kritis kader terhadap persoalan di sekitarnya sehingga kader ikatan dapat menjawab setiap persoalan tersebut.

4. Terwadahinya minat dan potensi basis kader untuk mengasah dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. GERAKAN BUDAYA TANDING

Pengertian

Gerakan budaya tanding merupakan proses stimulasi kesadaran kritis pelajar dalam menanggapi hegemoni budaya kapitalis-industri media. Artinya, gerakan kebudayaan IPM mengarahkan pelajar pada penolakan terhadap bentuk-bentuk budaya konsumtif yang diintroduksikan melalui media-media massa. Media massa sebagai instrumen kebudayaan harus ditanggapi secara kritis karena perannya dalam penanaman nilai-nilai yang akan berimplikasi pada bentuk atau artefak budaya yang dipraktikkan pelajar. Budaya sendiri merupakan struktur yang kompleks dengan mencakup 3 unsur; 1) sistem ide, gagasan. 2) Sistem tindakan. 3) sistem artefak atau bendawi. Sementara, gagasan budaya dipandang dalam dua persepsi umum, yakni;

1. Kebudayaan sebagai hasil cipta rasa dan karsa yanga memiliki estetika dan intelektualitas

2. Kebudayaan merupakan rangkaian perilaku/praktik hidup sehari-hari (realisme sosial)

Gerakan budaya tanding IPM berangkat dari problem realitas pelajar yang banyak terpengaruh dari budaya-budaya pop sebagai imlikasi dari globalisasi dan teknologi komunikasi. Sehingga, IPM berkewajiban untuk melakukan perlawanan terhadap berbagai bentuk hegemoni yang mampu mereduksi identitas kebangsaan pelajar, baik artefak budayanya maupun corak pikir yang berimplikasi pada perilaku konsumerisme, perilaku kebarat-baratan, maupun kesadaran kritis yang merosot.

Di tengah konstelasi hegemoni globalisasi dan membajakan mind sheet pelajar tersebutlah pilihan gerakan budaya tanding menjadi penting dan relevan untuk memebentuk kesadaran kritis sebagai instrumen bagi pelajar dalam melawan hegemoni tersebut.

Tujuan :

  1. Menciptakan ruang khusus bagi kader untuk melakukan elaborasi wacana budaya pop.
  2. Mewujudkan kader IPM yang peka terhadap hegemoni budaya global melalui industri media.
  3. Mewadahi kader ikatan yang berkonsentarasi pada kajian budaya dalam mengampanyekan gerakan kearifan lokal sebagai sintesis atas budaya global melalui industri media.

Target

1. Terciptanya ruang khusus bagi kader untuk melakukan elaborasi wacana budaya pop.

2. Terwujudnya kader IPM yang peka terhadap hegemoni budaya global melalui industri media.

3.Terwadahinya kader ikatan yang berkonsentrasi pada kajian budaya dalam mengampanyekan gerakan kearifan lokal sebagai sintesis atas budaya global melalui industri media.

5. GERAKAN KEWIRAUSAHAAN

Pengertian

kewirausahaan merupakan bentuk dari spirit kemandirian pelajar muhammadiyah yang harus kita kawal bersama hal ini dirasakan sangat perlu mengingat kondisi pelajar yang semakin menggantungkan keberlangsungan hidup organisasi (IPM) oleh pihak lain baik perorangan ataupun institusi hal ini secara berkesinambungan harus dihilangkan pada setiap level pimpinan selain itu spirit kemandirian adalah mental kebangkitan pelajar baru untuk Indonesia yang berkemajuan.

penafsiran kewirausahaan dapat di programkan secara massif sehingga inti dan warna kemandirian terlihat pada level pimpinan ranting yang merupakan trendcenter pelajar yang mandiri dan eksis dan merupakan bentuk kelompok sosial elite oleh karena itu gerakan kewirausahaan wajib di syiarkan secara akbar dan bersama.

Gerakan kewirausahaan bermuara pada pelajar untuk memotivasi jiwa kemandirian pelajar (ranting) serta mampu melepaskan diri dari ketergantungan bentuk pendanaan praktis

Tujuan :

  1. Terwujudnya pelajar yang bermental mandiri dan memiliki spirit perubahan.
  2. Memberikan keilmuan tentang enterpreneurship
  3. Pengembangan kegiatan inovatif yang berorientasi pada kemandirian wirausaha pelajar.

Target

Menumbuhkembangkan mental kemandirian berwirausahan serta memfasilitasi pelajar untuk berkreatif dalam rangka pengembangan unit usaha pelajar

6. GERAKAN ADVOKASI PELAJAR

Pengertian

Pelajar sebagai bagian dari warga Negara dalam kehidupan masyarakat dan bernegara relative termarginalkan sampai saat ini sedikit banyak hanya sebagai korban (objek) kebijakan kekuasaan yang tidak pro pelajar. Jika diruntut seluruh persoalan pendidikan di Indonesia, maka akan terlihat begitu banyak dan kompleksnya permasalahan tersebut. Meskipun hak-hak pelajar sebagai warga negara sudah dijamin oleh undang-undang, namun dalam prakteknya, pelajar masih ditempatkan sebagai objek pendidikan. Sehingga tak jarang kita melihat pelajar selalu ditindas dengan berbagai tugas, beban biaya yang tinggi dan model komunikasi yang tidak humanis. Dari berbagai fenomena yang muncul seperti tersebut diatas, maka IPM perlu memberikan sumbangsih terhadap persoalan pendidikan terutama persoalan ke-pelajaran dalam bentuk pengakomodirian aspirasi dan pembelaan hak-hak pelajar (Advokasi Pelajar).

Gerakan advokasi pelajar adalah gerakan pelajar untuk menjaring aspirasi dan pembelaan hak-hak pelajar menuju pelajar yang berdaulat.

Tujuan :

  1. Memperjuangkan aspirasi Pelajar
  2. Menjaring aspirasi pelajar dan terlibat aktif dalam proses pembuatan kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah, parlemen, dan masyarakat.
  3. Memperjuangkan hak-hak pelajar
  4. Menjadikan pelajar berani dalam mengeluarkan pendapat.

Target

Terbentuknya komunitas pelajar di tingkat ranting yang fokus pada masalah-masalah pendidikan khususnya permasalahan kepelajaran.

Posting by

DSC00022


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis komentar beserta alamat email anda untuk dapat konten gratis dari kami yang akan dikirim langsung ke email saudara