28 Januari 2009

STRATEGI GERAKAN INTELEKTUAL IPM

Karakter intelektual mempunyai ciri berfikir dan bertindak secara ilmu-iman-amal, iman-ilmu-amal, amal-ilmu-amal secara dialektis. Tidak memandang remeh salah satu di antara ketiga dimensi tersebut (ilmu-iman-amal), tetapi memandang ketiganya sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi dan harus dimiliki oleh setiap kader. Kader yang mampu mendialektikakan ketiga dimensi itu dalam ranah perjuangan dapat kita sebut sebagai intelektual kritis-transformatif. Yaitu kader yang bukan hanya pandai berteori atau shaleh ritual atau melakukan kerja-kerja teknis organisatoris saja, tapi kader yang mempunyai wacana pemikiran radikal (mendalam), juga shaleh sosial dan partisipasi aktif mewujudkan perubahan sosial. Kader-kader yang mempunyai ciri-ciri seperti inilah yang nantinya mampu menjadi pelopor gerakan kritis-transformatif.

Untuk mewujudkan kader yang mempunyai ciri intelektual kritis-transformatif, maka IPM memerlukan sebuah strategi intelektual. Strategi intelektual ini dapat kita wujudkan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Mentradisikan membaca sebagai aktivitas wajib kader.
2. Melatih berfikir filosofis atau radikal (mendalam).
3. Menulis sebagai media untuk menuangkan ide-ide yang ada di dalam pikiran.
4. Membuat ruang dialektika, diskusi, dan sharing sebagai media berlatih berfikir dan bertindak kritis.
5. Merealisaikan pemikiran dalam sebuah tindakan serta merefleksikannya sebagai langkah untuk menteorisasikan kembali pengalaman-pengalaman lapangan yang diperolehnya.

Dengan menerjemahkan strategi itu, maka niscaya tradisi intelektual kritis di lingkungan IPM akan terbangun. Tradisi intelektual kritis inilah yang akan mempercepat terwujudnya pelajar yang cinta akan ilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis komentar beserta alamat email anda untuk dapat konten gratis dari kami yang akan dikirim langsung ke email saudara